Tradisi Unggah Bale

Seorang Calon Kepala yang sudah terpilih serta dilantikn menjadi Kepala Devinif  diadakanlah tradisi yang disebut " Unggah Bale ". Entah sejak kapan upacara budaya Unggah Bale ini dimulai hanya yang sejak penulis ketahui setiap penggantian pimpinnan yakni Kepala Desa rutin dikasnakan Upacara Unggah Bale. Semacam halnya di desa Tundagan Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan tradisi Unggah ini melibatkan seluruh warga desa khususnya kerabat handai tolan, tokoh masyarakat serta warga seluruh warga desa. 



Prosesi ini bermula di rumah Kepala Desa yang bakal diantar ke bale Desa diadakan riungan serta silaturahmi dihadiri seluruh  keluarga, kerabat serta tokoh masyarakat. Kepala Desa yang bakal pergi ke bale desa berkata terhadap seluruh hadirin mengumumkan bahwa bakal mulai tugas sebagai Kepala Desa,pastinya memohon doa restu dari seluruh hadirin warga masyarakat supaya dapat melaksanakan tugas sebagai Kepala Desa periode enam tahun ke depan.

Seusai memberi tau maksud dan tujuan terhadap para hadirin,  Kepala Desa siap berlangsung menuju Bale Desa diiringi keluarga dan handai taulan dan warga masyarakat. Sesampainya didepan Bale Desa Rombongan kepala desa disawer oleh sesepuh  sebagai tanda penyambuitan.  Kepala desa dan rombongan dari rumahnya dipersilakan duduk di tempat yang telah disediakan di ruangan bale desa. Barulah disana diadakan upacara penyambutan dan persemian memuali tugas sebagai kepala Desa. Yang pidato penyambutan diperbuat oleh Sekretaris Desa setempat, dan Kepala Desa yang baru dipersilahkan berpidato pertama yang inbtinya memohon doa dan dukungannnya dari seluruh aparatur desa dan masyarakat supaya dapat melaksanakan tugas dengan baik enam tahun kedepan. Dan memohon terhadap jajaran Pamong Desa untuk rutin kompak,bersatu dan membina kekeluarga yang erat dalam mengemban tugas sehari hari.

Dalam prosesi upacara budaya :  "Unggah Bale " ini tak sedikit perlambang ( siloka Sunda red )  yang bisa kami kupas antara lain : Kepala Desa menggunakan pakaian Komprang hitam dan dan ikat kepala ( ikeut ) yang adalah ciri khas pakaian orang Sunda. Kepala Desa menggunakan pula topi ( dudukuy doblang sunda Red) ini bisa diartikan seorang pemimpin wajib bisa memberi rasa tenang, rasa aman dan tentram dan sebagai menyayomi warganya. Menggunakan tongkat (iteuk Sunda red )  seorang Kepala desa wajib teguh pendirian tegas dan berwibawa. Lampu lentera melambangkan seorang Kepala desa wajib rutin memberi penerangan, nasihat  terhadap warganya supaya menjadi warga desa  yang baik. Golok dipingga melambangkan    penjagaan diri dari mara bahaya, juga dipakai untuk kegiatan sehari-hari . Selendang  artinya Kepala desa seorang wajib memberi bimbingan mengutamakan pengorbanan terhadap rakyatnya, mengajar dan menjadi suri tauladan warganya.

Sebuah tradisi yang unik ini, hingga saat  kini terutama di kecamatan Hantara tetap diperbuat. Bahkan menurut  salah seorang warga desa, tradisi Unggah bale benar-benar dinantikan sebab disamping bisa menyaksikan jalannya   Unggah Bale,  juga warga yang  hadir di Bale desa bisa mencicipi hidangan berupa parasmanan dengan cara bebas. 

Sumber : Andy Gumilang, S.Pd (Anggota PWI  Perw. Kabupaten Kuningan)

Tradisi Unggah Bale Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Anonim

0 comments:

Posting Komentar