Salah satu seni tradisional bernuansa Islam yang saat ini tetap lestari di desa Tundagan yaitu Gembyungan. Uniknya seni yang satu ini gabungan seni vocal diiringi alat-alat musik semacam seperangkat genjring,rebana serta gendang tanpa memakai gong sebagaimana layaknya seni seni lainnya.
Menurut Utuy Sutani (78) salah seorang seniman gembyung membahas terhadap penulis Seni Gembyungan ini adalah seni warisan para leluhur tatkala menyebarkan agama Islam di daerah Kuningan sebelah selatan. Kita bakal tetap melestarikannya sebab kesenian yang hampir punah ini memerlukan kepandaian khusus dalam olah vokal serta menabuh alat musiknya. Mesikipun diakui kami-kami ini tak mengadakan latihan dengan cara khusus tetapi dengan perasaan yang menyatu Gembyungan dapat dipentaskan.
Kegiatan seni Gembyung biasa dilakasnakan pementasannya di Mesjid yang dimaksud tidak hanya adalah syiar Islam juga adalah ajakan untuk senantiasa bertakwa terhadap Allah SWT. Pelaksanaan kurang lebih bulan Maulid awal kegiatan awal disebut Mapag Tanggal diperbuat malam hari berakhir Sholat Isya, kemudian cocok pada hari besar keagamaan Maulid Nabi dilakuakan kurang lebih pukul sembilan dan akhir bulan mulud yang disebut " Ngiring Bulan ". Sungguh memukau perhatian kami semua lantaran lantunan lagu kitab Barjanji, Sholawat Nabi dan membacakan ayat Al Qur'an yang semuanya dinyanyikan bapa-bapa berusia diatas lima puluhan tahunan suaranya lumayan merdu jadi bisa mengangkat kami dalam suasana hikmat dan masih bertakwa terhadap Allah SWT.
Para penabuh sekaligus yang melantunkan sholawat serta bacaan kitab barjanji ini memerlukan sebuah kebersamaan,kekompakan dan kehikmatan, apalagi dalam membacakan ayat suci dengan cara bergiliran pemain Gebyung dan hadirin dengan cara hikmad menyimaknya. Pemerintah Desa Tundagan masih mempasilitasi seni gembyungan ini dengan tutorial membenahi alat alat yang telah rusak ditelan masa sebab rata-rata umur alat seni tersebut telah puluhan tahun, tidak hanya itu kegiatan Mapag Tanggal, Peringat Maulid dan Niring Bulan telah adalah tradisi budaya desa desa. Untuk masih lestari saat ini membei peluang terhadap para remaja untuk ikut dalam keenian Gembyungan ini, sebab diakui Utuy kami-kami ini rata-rata telah tua.
Menurut Utuy Sutani (78) salah seorang seniman gembyung membahas terhadap penulis Seni Gembyungan ini adalah seni warisan para leluhur tatkala menyebarkan agama Islam di daerah Kuningan sebelah selatan. Kita bakal tetap melestarikannya sebab kesenian yang hampir punah ini memerlukan kepandaian khusus dalam olah vokal serta menabuh alat musiknya. Mesikipun diakui kami-kami ini tak mengadakan latihan dengan cara khusus tetapi dengan perasaan yang menyatu Gembyungan dapat dipentaskan.
Kegiatan seni Gembyung biasa dilakasnakan pementasannya di Mesjid yang dimaksud tidak hanya adalah syiar Islam juga adalah ajakan untuk senantiasa bertakwa terhadap Allah SWT. Pelaksanaan kurang lebih bulan Maulid awal kegiatan awal disebut Mapag Tanggal diperbuat malam hari berakhir Sholat Isya, kemudian cocok pada hari besar keagamaan Maulid Nabi dilakuakan kurang lebih pukul sembilan dan akhir bulan mulud yang disebut " Ngiring Bulan ". Sungguh memukau perhatian kami semua lantaran lantunan lagu kitab Barjanji, Sholawat Nabi dan membacakan ayat Al Qur'an yang semuanya dinyanyikan bapa-bapa berusia diatas lima puluhan tahunan suaranya lumayan merdu jadi bisa mengangkat kami dalam suasana hikmat dan masih bertakwa terhadap Allah SWT.
Para penabuh sekaligus yang melantunkan sholawat serta bacaan kitab barjanji ini memerlukan sebuah kebersamaan,kekompakan dan kehikmatan, apalagi dalam membacakan ayat suci dengan cara bergiliran pemain Gebyung dan hadirin dengan cara hikmad menyimaknya. Pemerintah Desa Tundagan masih mempasilitasi seni gembyungan ini dengan tutorial membenahi alat alat yang telah rusak ditelan masa sebab rata-rata umur alat seni tersebut telah puluhan tahun, tidak hanya itu kegiatan Mapag Tanggal, Peringat Maulid dan Niring Bulan telah adalah tradisi budaya desa desa. Untuk masih lestari saat ini membei peluang terhadap para remaja untuk ikut dalam keenian Gembyungan ini, sebab diakui Utuy kami-kami ini rata-rata telah tua.
Sumber : Andy Gumilang, S.Pd (Anggota PWI Perw. Kabupaten Kuningan)
0 comments:
Posting Komentar